Pulang Kampung Sebagai Anak Rantau - Lebaran
Lebaran 2025 menjadi momen yang paling dinanti, terutama bagi kami para anak rantau. Setelah berbulan-bulan bergelut dengan rutinitas, kerja keras, dan kerinduan, akhirnya tiba saatnya untuk kembali ke pelukan kampung halaman. Pulang kampung bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan emosional yang tak ternilai.
Setiap kali menjelang Lebaran, rasa rindu pada keluarga, rumah, dan suasana desa selalu menyentuh. Rindu akan masakan ibu, suara adzan masjid kampung halaman, hingga suasana malam takbiran yang penuh nostalgia. Rasa itu tak tergantikan oleh apa pun, bahkan oleh video call yang sering dilakukan dari perantauan.
Di kampung, suasana Lebaran selalu istimewa. Shalat Ied bersama keluarga, bermaaf-maafan dengan tetangga yang dulu jadi teman main masa kecil, hingga tradisi makan ketupat bersama keluarga besar. Semua terasa hangat dan penuh cinta.
Lebaran 2025 juga menjadi waktu refleksi — mengingat perjuangan selama di rantau, dan mensyukuri kesempatan bisa berkumpul kembali. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada bisa duduk di ruang tamu bersama keluarga, tanpa beban, hanya tawa dan cerita.
Sayangnya, waktu selalu berjalan cepat. Setelah beberapa hari di kampung, kami harus kembali ke kehidupan nyata: merantau lagi, mengejar mimpi, dan meninggalkan senyum keluarga yang membuat hati berat. Tapi setidaknya, pulang kampung di Lebaran 2025 telah memberi energi baru untuk terus melangkah.
Komentar
Posting Komentar